Nyonya Timms seorang wanita yang sangat baik hati. Beliau selalu menolong orang lain yang memerlukan bantuannya. Itulah sebabnya beliau sangat disenangi semua orang. Tetapi bila ada orang yang bertanya, “Apa yang bisa kulakukan untuk membalas budimu Ny. Timms?” Maka, jawabnya selalu adalah, “Oh jangan pikirkan hal itu. Teruskan saja kebaikan yang kau terima itu kepada orang lain!”
“Bu, apa maksud ibu dengan mengatakan supaya meneruskan kebaikan kepada orang lain?” Tanya Susan kepada ibunya pada suatu hari.
“Ibu tidak menginginkan orang lain membayar budi baik ibu, Susan. Ibu lebih senang kalau orang yang menerima kebaikan ibu, mau berbuat baik kepada orang yang lain. Itu artinya meneruskan kebaikan!”
“Oh begitu.” Ucap Susan sambil tersenyum. “Alangkah manisnya! Kita berbuat kebaikan kepada seseorang, kemudian menyuruhnya melakukan kebaikan untuk orang yang lain, dan orang lain yang menerima kebaikan orang itupun kemudian menyuruh orang lain lagi meneruskan kebaikan kepada orang yang lain lagi. Dengan begitu, kebaikan takkan berhenti. Ia akan diteruskan, diteruskan dan diteruskan lagi.”
“Benar.” Sahut ibu. “Gagasan yang manis sekali, bukan? kalau semua orang begitu, dunia ini tentu akan penuh dengan perbuatan baik.”
“Ah aku mau meniru ibu.” Kata Susan. “Nah bu, sekarang lakukan sesuatu kebaikan kepadaku, lalu katakanlah ‘teruskan kebaikan ini kepada orang lain, Susan!’
“Baiklah.” Ucap ibu. “Akan ibu jahitkan bonekamu yang sudah rusak sehingga ia utuh kembali. Mana bonekanya?”
Susan memberikan bonekanya kepada ibu, dan ibupun segera duduk dan menjahitnya. Pekerjaan itu tak mudah. Ibu perlu waktu cukup lama untuk memperbaikinya. Tapi pekerjaan ibu tak sia-sia. Ketika selesai diperbaiki, boneka Susan kembali cantik dan utuh seperti semula.
“Ini Susan,” kata ibu seraya memberikan kembali boneka Susan. “Terimakasih, Bu” Susan berkata. “Jangan berterima kasih kepada ibu nak. Teruskan saja kebaikan yang kau terima ini kepada orang lain.” Ucap ibu segera. Maka sepotong kebaikan pun memulai perjalanannya.
Dari Susan kemudian ‘kebaikan’ itu menghampiri Nyonya Down yang sedang kesusahan menenteng tas berat. Saat nyonya Down hendak memberinya uang se-penny Susan menolaknya dengan halus dan berkata “Teruskan saja kebaikan ku tadi kepada orang lain.”
Nyonya Down menunggu-nunggu kesempatan untuk meneruskan kebaikan yang ia terima. Tibalah saat Tuan Dick berjalan terpincang melewati depan rumahnya. Ia hendak ke kota membeli roti. Karena tukang roti tidak bisa datang mengantarkan pesanannya. Kemudian Nyonya Down memberikan beberapa persediaan rotinya kepada Tuan Dick dan berkata “teruskan kebaikan ini kepada orang lain.”
Tuan Dick merasa senang dan berharap bisa segera meneruskan kebaikan yang diterimanya. “Maaf bolaku masuk ke halaman anda, bolehkah aku mengambilnya?” seorang gadis kecil datang kerumah Tuan Dick dengan wajah takut. Tuan Dick tersenyum. “Tentu, tentu! mari ku bantu kau mencarinya. Dan, ambillah apel ini untukmu.” “Terima kasih Tuan Dick anda baik sekali.” Kata gadis kecil itu.
Sesampainya di rumah, ibu si gadis berkata “Katie, ibu kehabisan mentega, maukah kau ke toko membeli sekaleng?” Katie sudah berjanji akan meneruskan kebaikan yang ia dapat. “Baik bu, aku pergi sekarang.” “teruskan kebaikan ini kepada orang lain.” Ucap Katie, kemudian menceritakan kejadian di rumah Tuan Dick. Ibunya tersenyum.
Ibu katie berpikir sejenak. “Ah aku tahu sekarang! Ibu akan membawakan puding dan buku untuk Jack Brown. Ikutlah dengan ibu,Katie! supaya Jack merasa senang, kasihan dia sedang sakit.”
Jack Brown sangat senang. Dia langsung memakan pudingnya saat Katie dan ibunya masih di rumahnya. “Kalian sangat baik hati. Terimakasih. semoga aku bisa membalas budi baik kalian” Ucap Jack tulus.

“Tak usah Jack, teruskan saja kebaikan yang kau terima ini kepada orang lain. Yang kami lakukan ini pun begitu, meneruskan kebaikan yang kami terima dari orang lain.
Setelah sembuh dari sakit, Jack berjalan-jalan sambil mencari cara untuk meneruskan kebaikan yang ia terima. Saat itu dia menemukan sarung tangan yang tergeletak di jalan. Dipungutkan benda itu dan didalamnya terbaca sebuah nama. “Oh aku tahu dimana rumahnya. Letaknya lumayan jauh dari sini. Tapi demi meneruskan kebaikan yang aku terima, akan aku antar sarung tangan ini.
“Benar ini sarung tanganku! Oh betapa senangnya. Sarung tangan yang kusayangi kembali. Terimakasih. Kau sangat baik hati. Apa yang bisa kulakukan untuk membalas jasamu?” “Oh tidak perlu nyonya, cukup kau teruskan saja kebaikan ini kepada orang lain.” Sahut Jack. “Hanya itu yang kuinginkan.”
Bagaimana caranya? pikir si nyonya. “Ah aku tahu, akan aku tulis cerita kepada anak-anak yang kukenal, jika mereka menganggapnya baik maka, akan kukatakan pada mereka untuk meneruskan kebaikan ini kepada yang lain. Usahakan agar kebaikan-kebaikan seperti ini tidak berhenti.”
Nah, sekarang kalian sudah membaca ceita ini. Maukah kalian meneruskan kebaikan ini? Jangan lupa pesankan kepada orang yang kau beri kebaikan agar mau meneruskan kebaikanmu!
***
Cerita dia atas saya tulis kembali dari kumpulan cerita pendek untuk anak-anak karangan Enid Blyton, berjudul ‘Mari Kita Teruskan’. Saya pribadi terkesan dengan cerita ini. mengajarkan kepada anak-anak mengenai keikhlasan dan semangat membantu sesama. Dan sebagai pengingat untuk senantiasa berbuat baik, sekecil apapun.
Jangan berhenti melakukan hal kecil kepada orang lain, terkadang hal kecil itu mengambil tempat terbesar di hatinya.
–Ta–