Dear Emaks,
Apakah pernah merasa kalau pekerjaan rumah seperti tidak ada ending nya? Padahal sepanjang-panjangnya Tersanjung masih ada endingnya loh. Hihihi
Dari sekian meriahnya pekerjaan rumah itu saya mau cerita soal baju. Perkara baju, baik yang bersih nunggu antrian di setrika atau yang kotor menanti dicemplungkan ke mesin cuci dua-duanya selalu berhasil membuat emaks galau antara di kerjakan sekarang atau kapan-kapan nanti *cup cup kembang kuncup emaks tidak sendiri.
Sebagian emaks mungkin simpel saja mengatasi masalah baju-baju kotor. Kirim sajalah ke jasa laundry. Terima beres. Ada juga yang memilih mencuci sendiri dirumah. Semua memiliki pertimbangan masing-masing.
Saya termasuk yang mencuci pakaian sendiri di rumah, hanya beberapa yang biasanya saya kirim ke jasa pencucian seperti, bed cover yang segede dan seberat Ade Ray, yang kalau saya cuci sendiri jadi tambah biaya tukang pijat *pegel Mak.
Dirumah ada 4 orang, dua krucil sekolah dasar dan dua dewasa. Nah, untuk yang duo explorer ini baju kotornya lumayan bikin emosi (baca: banyak), sebentar main sepeda trus nyusruk di rumput-rumput, pulang bawa luka di dengkul dan baju bersalut debu π . Lain waktu dengkul aman, baju aman tapi basah oleh keringat π€ͺ . Dan begitulah sehari-hari. Kalau yang dewasa wajar aja mandi 2 kali, ganti bajunya 2 kali.
Dari kenyataan itu pastinya setiap hari harus cuci baju dong. Tidak mungkin mendiamkan baju penuh keringat atau debu lebih dari sehari menumpuk di keranjang cucian, atau membiarkan tumpukan pakaian bersih tidak segera di setrika.
Kalau urusan mencuci gampang saja, tinggal cemplungkan ke mesin cuci. Dan kita bisa mengerjakan hal lainnya, menulis misalnya. Tulisan ini juga selesai di sela menunggu cucian. *hehe
Nah, kalau setrikaan mau ga mau ya memang harus dikerjakan khusus alias ga bisa sambil mengerjakan yang lain. Kalau saya, untuk baju harian tidak perlu terlalu halus, asal sudah kena panasnya setrikaan, lipat dan segera tumpuk di lemari. Auto licin sendiri.
Tapi, adakalanya setrikaan bisa menumpuk di keranjang selama dua atau tiga hari karena saya sibuk (baca: malas π ). Triknya adalah baju-baju yang sudah bersih tadi saya lipat dulu sebelum ditumpuk di keranjang supaya minimal kusyutnya dan juga tidak terlihat umbruk-umbrukan, kira-kira artinya berantakan.

credit pic : tumpukan baju
Nah itu cerita baju dari saya, Emaks punya cerita yang serupa tapi beda? sharing yuuk!
-Ta-
Kadang kupikir, mending gak usah dikerjakan aja, ben gak nambah2 terus π tapi trus nanti yg ngerjain siapa *mbulet
LikeLike
blunder cucian xixixi
LikeLike