Hello there, how’s life?
Kapan terakhir kalian mengunjungi museum? setahun lalu? lima tahun lalu? sepuluh tahun lalu? ato bahkan tigapuluh tahun lalu? Hahaha iyes saya paham sebagai generasi jaman now selfie di mall ato cafe dirasa lebih kekinian dan instagram-able.
Saya mau cerita nih, hari minggu kemarin saya dan keluarga pergi mengujungi museum di Sidoarjo. Museum Mpu Tantular tepatnya. Museum ini semasa awal didirikan tempatnya berpindah-pindah, namun semenjak 2014 berlokasi di Jalan Buduran Sidoarjo.
Saya ingat duluuu sekali saat masih sekolah dasar saya bersama teman-teman sekolah mengunjungi museum ini. Dulu tempatnya masih di Jalan Raya Darmo Surabaya. Itu kira-kira diawal tahun 90-an. Hihihi.
Keinginan untuk mengunjungi (lagi) museum itu adalah saat si adek yang di TK ada kegiatan field trip bersama sekolahnya. Dan saat pulang, dia bercerita seru tentang pengalamnnya melihat koleksi yang ada di museum, dan memberi makan rusa di halaman museum. Dan cerita itu berhasil membuat kakak kepo hehehe.

Ga tau kenapa papan penunjuk parkirnya ada dua. Hahaha temukan perbedaannya
Kami tiba di lokasi sekitar jam 11. Cuaca cerah saat itu cenderung terik. Tempat parkir lengang hanya beberapa pengunjung yang datangnya bersamaan dengan kami. Lokasi museum ini sendiri dekat dengan beberapa sekolah seperti SMA 1, SMK 3, dan beberapa sekolah dasar. Menempati area yang luas dengan suasana yang hijau dan asri. Banyak pohon untuk berteduh dan taman-taman yang menghiasinya.
Beberapa gambar yang saya ambil di halaman museum sebelum kami memasuki area indoor sbb:

Si bapak itu semoga saja bukan sedang foto kemudian kecebur yaak hihihi
Pada saat kami datang air mancur itu baru saja dinyalakan rupanya bapak tsb selesai melakukan perawatan dan pembersihan. Senang rasanya tempat-tempat edukasi begini dirawat dengan baik.
Cikal bakal berdirinya Museum Negeri Mpu Tantular adalah didirikannya lembaga kebudayaan Stedelijk Historisch Museum Soerabaia oleh Godfried Hariowald von Faber, seorang warga Surabaya berkebangsaan Jerman, pada tahun 1933, yang kemudian diresmikan pada tanggal 25 Juli 1937.

Berdiri di salah satu spot halaman museum

Patung-patung ini disusun berdasarkan arah mata angin. Pose telapak tangannya pun berbeda-beda disesuaikan dengan maknanya.

Bocah backpacker ala candid hihihi
Senang sekali berkunjung ke museum, strongly recommended sebagai alternatif liburan keluarga. Anak-anak excited sekali bertanya ini dan itu terutama mengenai patung-patung. Seperti pertanyaan si adek mengenai patung Siwa yang di gambarkan bertangan delapan dan patung Ganesha dengan wujud manusia berkepala gajah. Dianjurkan orang tua untuk belajar dulu sebelum mengajak anak-anak kesini ya. Supaya sedikit punya gambaran dan bisa memberi penjelasan apabila anak-anak mengajukan pertanyaan hihihi.

Welcome. Beli tiket masuk dulu ya
Nah ini kita mulai masuk di area indoor nya. Tapi sebelum berkeliling menikmati koleksi kita beli tiket masuk dulu ya. Untuk dewasa 4000 rupiah per orang, untuk anak-anak 3000 rupiah per orang saja.

Papan Informasi
Papan informasi ini letaknya disebelah kanan meja penjualan tiket tadi. Bentuknya besar sehingga semacam penyekat ruangan karena dibalik papan itu tertata juga beberapa koleksi museum. Selesai membayar tiket kita bisa langsung berkeliling tuh, pertama kalian akan disambut oleh koleksi Prasejarah. Didalam etalase kaca akan ada beberapa koleksi tulang-tulang dan tengkorak manusia.

ini adalah salah satu perlengkapan upacara memanggil hujan. Nah saya lupa detail informasinya. Untuk pastinya kalian langsung kepoin kesana ya hihihi

Koleksi yang terdapat di ruangan ini pastinya sangat berharga ya
Menenpati ruangan sekitar 5x5m ruangan ini layaknya sel dilengkapi dengan jeruji besi. Dari luar terlihat koleksi perhiasan dan keris.

Di belakang saya adalah sebuah fosil kayu
Itu beberapa koleksi yang saya abadikan yang terletak di lantai 1 gedung museum. Beberapa koleksi lain yang bisa kalian amati adalah alat-alat musik, senjata api, ada juga beberapa peninggalan rumah tangga seperti meja rias dan lemari.

Terdapat beberapa kursi seperti ini di ruangan museum. Kalau capek silahkan beristirahat dulu.
Melanjutkan perjalanan ‘waktu’, naik kelantai 2 kalian akan disambut oleh koleksi ilmu pengetahuan alat-alat teknologi. Dilantai ini di pajang beberapa koleksi seperti radio, transistor. Saya ngebayangin klo saya ajak almarhum eyangpapa-nya anak-anak kesini pasti senang sekali. Saya jadi melow.
Disini juga dipamerkan kerangka paus paruh angsa. Gede banget. Kebayang deh gimana ukuran sebenarnya pas belum jadi kerangka. Buruan kesini untuk lihat sendiri seberapa besarnya ukuran kerangkanya.
- Yang ujung kiri itu sepeda motor hehehe dan yang paling kanan adalah sepeda.

Ini adalah kecapi, akordeon dan apa tuuh lupa yang paling kanan hahaha
Selesai dari lantai dua kami turun untuk menuju pintu keluar. Oiya untuk memandu pengunjung supaya memungkinkan melihat semua koleksi museum terdapat petunjuk gambar anak panah yang ditempelkan di dinding. Kalian tinggal mengikuti saja. Sayangnya sekali tidak ada pemandu manusia yang bisa menceritakan asal-usul dibalik koleksi-koleksinya. Iya benar setiap koleksi dilengkapi dengan penjelasan tertulis. Tapi somehow diceritain langsung lebih marem menurut saya.

Tempatnya luas dan asri
Saya berseloroh dengan suami, klo anak-anak butuh ruang luas untuk berlari-lari dan mengeksplor lingkungan kita bawa kesini aja. Bisa sekaligus bermain, olah raga dan belajar, daripada ke mall -berkaitan dengan budget juga- hahaha

Mari berfoto dulu supaya sah.
Yuuk belajar sembari bermain ke Museum Mpu Tantular, mumpung liburan nih. Semoga cerita ini bermanfaat untuk kalian yang berencana berkunjung ya. Ketemu lagi di cerita kami selanjutnya. Terimakasih sudah mampir.
Tempat: Museum Mpu Tantular
Alamat : Jl. Raya Buduran – Jembatan Layang, Jl. Raden Moh. Mangundipi, Siwalanpanji, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252
Buka : Senin-sabtu : 9.00wib-15.00wib, Minggu: 9.00wib-14.00wib
HTM : Anak-anak Rp.3000, Dewasa Rp.4000
-Ta-
Kapan-kapan kalo main ke Surabaya harus mampir Sidoarjo nih, ke museum Tantular hehehee… btw salam kenal yaaa 🙂
LikeLiked by 1 person
iya harus harus hehehe. salam kenal juga 🙂
LikeLike
Jadi kangen meseum tsunami
LikeLike
eh dimana itu?
LikeLike
Aceh wuah, gak tau? Musti kesini mah, bagus lho
LikeLike
Aamiin. mudah2an saya bisa mbolang sampe aceh ya.
LikeLike